Ads 728x90

Uso to Sagi [LN] Uso To Sagi To Inou Gakuen Volume 1 Chapter 2 Part 1

Posted by Chova, Released on

Option


 

Chapter 2 Part 1: Rahasia yang diceritakan Air Mancur, Pesta di mana tidak ada yang bisa diselamatkan.

 

Legenda tentang gadis itu dimulai 10 tahun yang lalu.

Ketika dia berusia 5 tahun, dia dan kepala pelayannya melakukan perjalanan ke gunung dan terjadi “Insiden Besar”. Saat dia menunjuk ke gunung di kejauhan, lereng runtuh dengan gemuruh yang mengerikan, memuntahkan debu dan pasir. Penghancur yang tidak bersalah akan terus mengumpulkan banyak legenda dan nama Nina Stingray akan menyebar ke seluruh Kekaisaran.

Bagaimanapun, kemalangan dari 3 laki-laki yang baru saja menantangnya untuk bertarung adalah karena mereka meragukan kebenaran legenda.

Awalnya itu dimulai sebagai lelucon.

Alasannya adalah untuk mengambil keuntungan dalam perjuangan untuk bertahan hidup dengan memprovokasi yang Terkenal untuk membebaskan mereka dari ujian masuk dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka kuat dan bahwa mereka tidak takut dengan siapapun.

Sejak upacara masuk dimulai dalam 20 menit, mereka berpikir bahwa tidak ada kesempatan untuk bertarung, dan jika ada, mereka memiliki ilusi bahwa mereka bertiga bisa bertarung bersama. Tidak butuh lama bagi mereka untuk menyadari kesalahan besar mereka.

“Apakah kalian benar-benar tahu apa yang kalian lakukan? Apakah kalian tahu apa artinya menjadi musuhku?” Nina bergumam pada dirinya sendiri tanpa ekspresi apapun, saat dia melihat mereka seolah-olah sedang mengawasinya.

Dia memiliki rambut perak yang indah dengan kuncir rambut dan mata biru yang berkilau seperti karya seni. Kecantikannya untuk saat ini hanyalah elemen yang mengganggu.

Nina melanjutkan dengan hati-hati, mencoba menekan keinginan besar untuk menghancurkan.

“Semua lawan yang aku lawan sudah hancur berkeping-keping.”

Matahari bersembunyi di balik awan dan wajah Nina berubah menjadi menyeramkan.

Mata birunya bersinar dengan cahaya misterius saat kehadirannya memengaruhi tubuh mereka bertiga tanpa syarat. Senyum sinis dengan kekurangan kehidupan yang jelas.

Butuh beberapa saat bagi para korban malang untuk menyadari bahwa tidak ada cara untuk berbicara dengan orang itu.

“Ini adalah psikokinesis sederhana, jadi sepertinya tidak ada cara khusus untuk menolak. …yah, kalian tahu, kalian tidak salah. Namun, aku masih tidak bisa mengontrol kemampuanku dengan baik. Tentu saja, kali ini aku akan mencoba yang terbaik untuk tidak membunuh kalian…”

Ketiga orang itu berhenti bernapas karena mereka merasa takut dengan kata-kata yang sepertinya datang dari makhluk yang berbeda.

“Sekarang kalau dipikir-pikir, ini cukup aneh, aku tidak pernah dituduh melakukan kejahatan. Kenapa begitu? Mungkin karena ayahku juga memiliki pengaruh kuat di pengadilan?” Nina menoleh dan memcondongkan seperti anak kecil yang tidak mengerti bagaimana dunia bekerja.

Tidak ada orang yang tidak bergidik melihat ekspresi wajahnya, yang berubah setiap detik.

Monster yang kuat, tidak stabil, dan tak terkendali. Selain itu, dia memiliki dukungan kuat untuk menutupi kejahatannya.

Semua orang yang hadir mengerti bahwa terlibat dengan Nina adalah kesalahan besar.

Apa kau pikir kau bisa melawan 3 lawan 1? Betapa naifnya mereka?

Monster itu tidak lagi berada di wilayahnya……

Semacam bencana yang tak terelakkan yang bergerak melintasi medan perang seolah-oalh berjalan di taman, menghasilkan mayat yang tak terhitung jumlahnya di belakangnya.

Hanya dengan keinginannya saja dia mungkin membiarkan mereka untuk bertahan hidup.



“Jadi, apa menurutmu apa kita bisa mulai sekaligus? Setidaknya, Bisakah kamu menghiburku?”  Dengan senyum tanpa niat apapun, Nina mengulurkan telapak tangannya ke depan.

Pada saat itu mereka panik, berikutnya mereka jatuh ke belakang di tumpukan. Pada saat berikutnya, mereka duduk sambil memohon.

“Hii… ampuni aku! Kumo-hon ampuni aku!”

Seluruh tubuh Nina dipenuhi dengan haus darah yang tidak bersalah, seperti anak kecil yang menginjak semut. Saat mereka bertiga merangkak menjauh darinya, dia berkata kepada mereka:

“Aku ingat wajah kalian, Tuan-tuan. Aku tidak sabar untuk melihat kalian lagi.”

◇◇◇

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset